Postingan

SURAT UNTUK ADEKKU

  Dek, sebagai kakak, aku tentu ingin kamu mendapatkan yang terbaik. Bisa menempuh pendidikan yang baik. Bisa menjalani kuliah sebaik mungkin. Dan, bisa bekerja sebaik yang kamu bisa. Semua itu selalu kudukung sepenuh hati. Asal, kamu yang menunjukan padaku seperti apa tekad dan keinginanmu akan sesuatu. Seperti apa usahamu untuk meraih impianmu. Aku tidak bisa mendukungmu jika kau pemalas, tidak mau mengubah nasib, dan senang bersenang-senang dengan kelalaianmu. Meski aku kakakmu dan berusaha agar kau mendapatkan yang terbaik, kau tidak akan bisa jika dirimu sendiri tak pernah kau paksa untuk bekerja keras. Kau tidak akan pernah bisa meraih yang kau inginkan, jika kau masih manja-manja tanpa mau bekerja lebih keras untuk mencapai impian. Kau harus menempa dirimu sendiri. Aku dan orangtua kita hanya bisa mendukungmu, memberimu arahan, membantumu jika kesulitan. Kau yang akan menentukan hidupmu sendiri. Kunci itu ada dalam dirimu. Ingat usiamu. Renungkan kalimat ini: Apa pencapaianmu di

Parenting (1)

 Sederhana “Ma, siang ini makan apa?” pertanyaan bocah kecilku. “Itu” jawabku sambil menunjuk ke meja makan yang ditutup oleh tudung saji. Sambil melihat isinya, kelihatan mukanya yang mulai kecewa.  “Cuma itu aja?” tanyanya.  “Iyaa, itu bukan cuma nak, itu enak dan banyak, ada ikan asin masak sambel, sayur labu santan, telor ceplok dan tempe kecap” jawab saya. Ia menggeleng lesu, menutup kembali tudung saji dan berlalu.  “Memangnya adik nggak lapar?” tanya saya. “Enggak” jawabnya lesu, lalu pergi.  Pernah mengalami? Atau sering? Terkadang, kita tidak sadar, memanjakan lidah anak terlalu berlebih. Kita berfikir, selama kita mampu, kenapa tidak memberikan mereka makanan enak, gizi yang baik,dst.  Kita lupa,hidup itu tidak selamanya berpunya.  Kita lupa, kita tidak hidup selamanya. Jika kita bisa makan apa saja dan dalam keadaan apa saja, itu karena kehidupan kita sebelumnya memang prihatin dan atau orang tua kita mendidik kita dengan benar. Lalu, mengapa kita tidak mengajarkan hal terse

Dear Agustus

 Muara dari rasa yang tak pernah terkikis Selalu beruntai dalam rajut asmara Rangkulan senja dan malam yang berirama Begitu baiknya sang khalik padaku Mengirimkanmu pada sisi lusuhku Membangkitkan kembali asa yang telah merana Pena tua dan kertas usang Mengantarkanku pada angan yang selalu terentang Ambu-ambu romansa kerinduan terpapar malang Sisa tawamu masih terdengar Di tengah jiwa yang menggigil sebab kerinduan Aku hanya bisa menuliskan beberapa aksara Tentang luka, dan segala rindu yang menyiksa Hanya mampu berkisah tanpa menyapa Disudut desa kecil ini Langit kembali memerah Mengiringi gelap yang melangkah Sementara jiwa ini masih beradu Bukan asumsi Akupun tau ini semua tak pasti Hanya membunuh waktu saja Malam ini aku kembali lagi ke masa itu Di tempat seseorang pernah ada Dimana pernah berdiri memutar kata bersama Menulis aksara menggambarkan warna Membuat tawa terbahak bahak Lalu menangis tersedak sedak Diratapan dinding kecemasan ini Terkisahkan kenangan kepasrahan yang tak j

Tenda Dengarkan Curhatku

Cerita ini juga termasuk lanjutan dari cerita sebelumnya, so jadi kalian jangan skip cerita sebelumnya yahh,... Semesta tidak bener-benar membuat cerita cinta sebatas patok tenda beku dan silam di telan waktu akan kekecewaan pada seorang insan. Justru itu awal mula dari cerita tunas kelapa,.. ups terlalu hiperbola yah klau sudah bicara tentang rasa bersama kacu yang jadi saksi bisu. Hilir angin malam itu menghangatkan sukma sampai raga tak mau lupa, perkemahan yang dibilang singkat, pertemuan yang dibilang ambigu, kebersamaan yang tak lama, pertemanan yang berubah jadi sosok asing seperti tak kenal. Rasa yang terjadi di malam itu seperti aku tak melihat bintang bersinar dilangit. Semuanya gelap seketika ditambah gejolak kekhayalan yang terus meronta-ronta meminta kepastian ini nyata atau hanya sekedar cerita belaka. Sering kali aku tengkok kanan kiri, beberapa teman duduk di sebelahku sungguh aku tidak sendiri waktu itu, tapi sepi seakan menjelma tak mau pergi dan menyapa. Entahlah,

Hasduk jadi Saksi Bisu

Sebelum aku lanjut ceritanya kalian harus baca semua ceritanya dulu yahh dari sebatas patok tenda, klau ada yang terlewat pasti kalian akan bingung. Jadi sebelum baca ini sudah baca sebatas patok tenda dan kisah asmara tunas kelapa belum ? Jangan lewatkan blog sebelumnya,... Jadi di blog sebelumnya aku sudah bercerita dibalik alasan aku masih ada di Pramuka, dan siapa yang paling setia menemani aku selama pramuka. Etts tak lepas dari itu sebenarnya aku suka pramuka sejak sekolah dasar dulu loh. Dan ternyata ibuku juga mantan anak pramuka. Sudah pasti setiap kegiatan Pramuka yang aku ikuti selalu mendapat support dan dukungan dia. Selain jadi ibu di rumah beliau juga kakak pembina di rumah. Kok bisa ? Ibuku adalah simpul mati dalam kehidupanku. Uppss simpul mati ada lagunya lohh. Kalian pasti tau ini " Biarkan cinta kita erat bagai simpul mati Misteri bagai sandi rumput Sekokoh bagai pioneering Ku ingin engkau tau besarnya rasa cintaku Menyala bagai api unggun Abadi seper

Scout

Pramuka... Sahabat alam yang mulia Pejuang tangguh penuh wibawa Tak pernah lelah Tetap teguh berdiri menenangkan ombak Meski tiada uang yang kau dapat Tiada rupiah yang kau hitung hanya letih menjadi imbalanmu Kau tetap berjuang bagi sesama Wahai Praja muda Karana Ingatlah dasadharmamu Lambang hidup yang kau junjung Cerminan akhlak nan mulia Semboyan penuh makna tanpa syarat Dilehermu merah putih melingkar Sebuah ikatan abdi untuk bangsa Indonesia Engkau wahai tunas mudah Masihkah engkau menjadi tunas harapan ? Yang menjadikan tanah kita tetap menjadi surga Yang menjadikan kita tanah di atas tanah air kita Adalah harapan pertiwi dan nusantara Bukan sragam yang membesarkanmu Bukan pangkat yang ada di pundakmu Namun raga dan hatimu Yang akan mengantarkanmu Tunas muda yang akan tumbuh menjadi pohon kelapa Menjadi tunas bangsa yang berguna Bagi agama, Nusa dan bangsa

Cerita Kisah Asmara Tunas Kelapa

" Kini cerita yang ada Ternyata tak sebatas patok tenda Semoga kan tetap terjaga Kisah asmara tunas kelapa " Kisah ini adalah lanjutan dari kisah sebelumnya, kupikir semua akan berakhir di patok tenda perkemahan waktu itu. Teringat ketika SMA aku sangat  engga untuk ikut dalam kegiatan Pramuka. Mungkin seperti kalian, Pramuka itu sangat tidak menyenangkan. Nah itu yang ku alami selama di SMA. Dimulai aku tidak mencalonkan diri sebagai organisasi kepramukaan, Bantara, laksana, saka dan lain sebagainya. Mungkin karena aku sudah mulai tidak begitu suka. Tapi ada satu amanat yang membuat aku tetap terlihat dipramuka panggilan Bu CIK, Mak CIK, bunda dan kakak itu sekarang terdengar seperti kenangan yang terus terbayang. Jadi ceritanya seperti ini, waktu dulu aku duduk di bangku kelas 8 disalah satu SMP negeri, aku mengikuti sebuah organisasi kepramukaan di sekolah. Nah berawal dari situ mungkin banyak pengalaman yang aku punya. Terlepas dari amanat dan tugas sekaloh. Ada sa